## Sejarah Kerajaan Inggris: Dari Heptarki hingga Uni dengan Skotlandia
Kerajaan Inggris, dikenal dalam bahasa Latin sebagai *Regnum Anglorum* (“Kerajaan Orang Inggris” atau “Kerajaan Bangsa Anglia”), merupakan sebuah negara berdaulat yang berdiri kokoh di Pulau Britania Raya selama lebih dari tujuh abad. Perjalanan panjangnya dimulai pada 12 Juli 927, dengan penyatuan kerajaan-kerajaan Anglo-Saxon yang sebelumnya berdiri sendiri, hingga akhirnya bersatu dengan Skotlandia pada 1 Mei 1707, membentuk Kerajaan Inggris Raya. Selama masa kejayaannya di abad pertengahan, Kerajaan Inggris merupakan salah satu kekuatan terkuat di Eropa, memainkan peran penting dalam membentuk peta politik dan budaya benua tersebut. Namun, perjalanan panjangnya bukanlah tanpa tantangan, peperangan, dan perubahan dinasti yang membentuk identitas dan karakternya.
**Dari Heptarki Menuju Penyatuan di Bawah Æthelstan:**
Sebelum terbentuknya Kerajaan Inggris, Pulau Britania Raya bagian selatan dihuni oleh tujuh kerajaan Anglo-Saxon yang dikenal sebagai Heptarki: Anglia Timur, Mercia, Northumbria, Kent, Essex, Sussex, dan Wessex. Kehidupan politik masa itu ditandai oleh persaingan dan konflik antar kerajaan, perebutan kekuasaan, dan ancaman eksternal. Gelar Bretwalda, yang diberikan kepada raja terkuat di antara kerajaan-kerajaan tersebut, mencerminkan ketidakstabilan kekuasaan yang ada. Meskipun demikian, kerajaan-kerajaan ini memiliki kesamaan budaya dan bahasa, membentuk pondasi bagi identitas Inggris di masa mendatang.
Perubahan signifikan terjadi pada abad ke-9, dimana invasi Viking secara dramatis mengganggu keseimbangan kekuasaan. Namun, dari kekacauan ini muncul tokoh penting seperti Alfred Agung dari Wessex yang berhasil merebut kembali London pada tahun 886. Peristiwa ini dianggap sebagai titik balik, menandai kebangkitan Wessex sebagai kekuatan dominan dan awal dari penyatuan kembali Inggris. Alfred Agung, yang mengangkat dirinya sebagai ‘Raja Anglo-Saxon’, berhasil membangun kembali London yang porak-poranda, membangun dermaga di sepanjang Sungai Thames, dan merencanakan tata kota baru, menunjukkan visi kepemimpinannya yang jauh ke depan.
Proses penyatuan berlanjut di bawah penerus-penerus Alfred, dengan Northumbria akhirnya ditaklukkan pada tahun 954. Puncaknya dicapai pada 12 Juli 927, ketika Æthelstan, Raja Wessex, diakui sebagai Raja Inggris oleh para raja lainnya dalam pertemuan di Eamont, Cumbria. Tanggal ini umumnya dianggap sebagai “tanggal pendirian” Kerajaan Inggris, meskipun proses penyatuannya sendiri telah berlangsung hampir seabad.
**Era Normandia, Plantagenet, Tudor, dan Stuart:**
Penaklukan Normandia pada tahun 1066 oleh William Sang Penakluk menandai babak baru dalam sejarah Inggris. Peristiwa ini membawa perubahan besar, termasuk perpindahan pusat kekuasaan dari Winchester ke Westminster dan penguatan peran London sebagai pusat perdagangan utama. Era Normandia (1066-1154) ditandai oleh dominasi budaya dan bahasa Normandia, meskipun bahasa dan budaya Anglo-Saxon tetap berpengaruh.
Periode Plantagenet (1154-1485) dikenal dengan ekspansionisme di Prancis dan konflik panjang dengan kerajaan-kerajaan di Prancis dan Skotlandia. Perang Seratus Tahun melawan Prancis menunjukkan puncak kekuatan militer Inggris, tetapi juga menghasilkan kerugian besar wilayah di Prancis. Periode ini juga menyaksikan perkembangan signifikan dalam pemerintahan dan parlemen Inggris.
Dinasti Tudor (1485-1603) membawa Renaisans Inggris. Di bawah pemerintahan mereka, kekuasaan monarki meningkat pesat, termasuk penyatuan penuh dengan Wales pada tahun 1542 dan peningkatan kontrol atas Irlandia. Henry VIII memicu Reformasi Inggris, memisahkan Gereja Inggris dari Roma. Elizabeth I menegaskan kembali Protestanisme dan membangun Inggris sebagai kekuatan maritim besar, meletakkan dasar bagi perluasan kolonial Inggris ke Dunia Baru.
Dinasti Stuart (1603-1707) memerintah dalam persatuan pribadi dengan Skotlandia. Masa pemerintahan mereka ditandai oleh Perang Saudara Inggris, eksekusi Raja Charles I, dan restorasi monarki. Revolusi Glorious 1688 memperkuat Parlemen dan menetapkan Inggris sebagai monarki konstitusional.
**Uni dengan Skotlandia dan Warisan Kerajaan Inggris:**
Puncak dari proses panjang penyatuan dan perubahan ini terjadi pada 1 Mei 1707, ketika Kerajaan Inggris dan Skotlandia secara resmi bersatu berdasarkan Undang-Undang Persatuan 1707, membentuk Kerajaan Inggris Raya. Meskipun Kerajaan Inggris berakhir secara resmi pada saat itu, warisannya tetap terlihat jelas dalam pembentukan Kerajaan Inggris Raya dan kemudian Britania Raya, serta dalam budaya, bahasa, dan sistem hukum Inggris hingga saat ini. Sejarah panjang dan kompleks Kerajaan Inggris merupakan fondasi penting dalam memahami Britania Raya modern.
**Kata Kunci SEO:** Kerajaan Inggris, Regnum Anglorum, Sejarah Inggris, Anglo-Saxon, Heptarki, Alfred Agung, William Sang Penakluk, Normandia, Plantagenet, Tudor, Stuart, Perang Seratus Tahun, Perang Mawar, Reformasi Inggris, Uni dengan Skotlandia, Kerajaan Inggris Raya, Bretwalda.